BERBAGI
[responsivevoice_button voice="Indonesian Female" buttontext="Dengarkan Artikel ini.."]

Pernahkah Anda mengalami deja-vu? Perasaan mengalami satu yg tampaknya telah pernah dialami ini, ternyata pernah dialami oleh hampir setiap orang. Bahkan dilansir dari Psychology Today, 60 hingga 70 persen dari segala populasi dunia pernah mengalami dejavu.

Namun dari sebuah penelitian terbaru yg dilansir dari Medical Daily, ternyata perasaan dejavu bukanlah dikarenakan kalian pernah mengalami kejadian tersebut sebelumnya, namun hal tersebut hanyalah sebuah tipuan otak. Tepatnya, dejavu adalah sebuah hasil dari pengecekan yg dikerjakan otak terhadap memori kita, dan memastikan memori yg terdapat di otak masih berjalan dengan normal.Dari penelitian yg dikerjakan oleh Akira O’Connor dari University of St Andrews, Inggris, menyebutkan bahwa dejavu yaitu pikiran yg disebabkan oleh otak yg secara sengaja membuat kesalahan memori. Hal ini dikerjakan oleh salah sesuatu bagian dari otak yg bertujuan bagi memeriksa memori dengan cara mengirim yg mulai ditanggapi oleh otak. Frekuwensi ini berupa konflik antara apa yg pernah kalian alami dan apa yg ‘kita pikir’ pernah kalian alami.Hal ini juga menjelaskan mengapa dejavu lebih banyak dialami oleh anak muda. Hal ini dikarenakan masa pertumbuhan yg sudah selesai, membuat memori telah mengalami penurunan kualitas. Dengan ini, otak juga makin butuh buat melakukan pemeriksaan.Meski mayoritas orang pernah mengalami dejavu, ada sebagian orang yg sama sekali tidak pernah mengalami sensasi dejavu dalam hidupnya. Hal ini dapat jadi karena mereka adalah orang-orang yg tidak terlalu memakai memori dalam aktivitasnya, atau otaknya tidak menemukan permasalahan memori dalam dirinya. Jika demikian, otak mereka mulai mengeliminasi kebutuhan dejavu.Baca juga:
Mengapa suara kami terdengar berbeda saat direkam?
Benarkah lokalisasi ‘robot seks’ bermanfaat buat manusia?
Begini cara ilmuwan tahu orang depresi lewat foto Instagram

Baca Juga:  Saat Magis Apple Memudar, Dulu Trendsetter Kini Cuma Follower

Sumber: http://www.merdeka.com

LEAVE A REPLY

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.